Selasa, 27 Juli 2010





BRANTAS,RIWAYATMU KINI......




Sebagai cah Kediri asli,saya selalu bangga mendengar nama Sungai Brantas.Sungai ini sudah menjadi ikon dimana saya menghabiskan lebih dari 25 tahun hidup saya.Sungai ini seolah-olah dengan gagahnya membelah kampung halaman saya,menjadi wilayah timur dan barat.Keberadaan sungai ini menjadikan panorama Kota Kediri menjadi sangat unik,karena adanya lintasan sungai di tengah kota.


Sejak jaman dulu hingga sekarang,keberadaan sungai Brantas memang sangat berarti.Dalam sejarah tercatat,pada abad 8 berdiri sebuah kerajaan bernama Kanjuruhan di daerah aliran sungai (DAS) Brantas.Sejumlah peninggalan prasasti diantaranya prasasti Dinoyo dan Harinjing menunjukkan bahwa masyarakat di kerajaan itu hidup dari sektor pertanian dengan sumber utama pengairannya berasal dari sungai Brantas.
Hal itu berlangsung hingga sekarang.Sungai sepanjang 320 km dengan luas DAS nya mencapai 1/4 luas wilayah Propinsi Jawa Timur itu memiliki fungsi penting yaitu menjadi sumber irigasi bagi sekitar 60% produksi padi di Jawa Timur dan bahan baku air minum bagi sejumlah kota yang berada dipanjang alirannya.
Tidak hanya untuk pengairan,sungai Brantas juga digunakan oleh warga yang diam di DAS nya untuk beragam keperluan,mulai mandi hingga menggembalakan ternak,karena banyaknya rumput yang tumbuh di bantarannya.Begitu juga diera otonomi daerah,dimana pemerintah daerah berlomba-lomba meningkatkan pendapatan asli daerahnya,sungai Brantas dibidik sebagai pundi-pundi penghasil PAD dari sektor wisata.Jadilah sungai Brantas sebagai wisata air dengan Dermaga Joyoboyo sebagai trademarknya dan kafe-kafe kecil disekelilingnya.

Namun beberapa waktu terakhir,keberadaan sungai Brantas begitu memprihatinkan.Kerusakan yang diakibatkan oleh tangan-tangan manusia,membuat sungai Brantas tak lagi menjadi sungai yang indah dan berperan vital bagi masyarakat.Penambangan pasir liar,terutama secara mekanik,membuat DAS Brantas terancam longsor.Bangunan-bangunan,seperti plengsengan dan jembatan terancam roboh,karena penyangganya anjlok dan bergeser dari pondasi semula.Misalnya jembatan Mrican yang tiang penyangganya kini menggantung.Adalagi plengsengan di Kaliombo yang ambrol sepanjang 10 meter.Penambangan pasir ini tersebar disejumlah titik misalnya di Kelurahan Mrican,Manisrengg0,Jongbiru dan Putih.Dalam aksinya,mereka menggunakan diesel penyedot pasir yang membuat permukaan sungai menjadi turun dan bantarannya tergerus.

Ancaman lainnya adalah banjir bandang akibat penebangan hutan secara liar yang berlangsung di hulu sungai Brantas.Banjir bandang ini pernah dirasakan dampaknya oleh warga Perumahan Wilis beberapa waktu lalu.Belum lagi punahnya populasi sejumlah jenis ikan dan biota sungai lainnya akibat tingginya kadar pencemaran.Diperkirakan setiap harinya,ada 330 ton limbah cair yang masuk di hilir sungai Brantas,termasuk di Kota Kediri.Sampah-sampah ini juga membuat Brantas tampak kumuh.Onggokan daun-daun dan patahan-patahan ranting bercampur sampah tersangkut di kaki jembatan.

Wah...wah...ngeri tenan ternyata.Kalau sudah begini,saya yang cuman wong Kediri biasa,hanya bisa berharap pada para penggedhe,agar secepatnya bertindak mengatasi dampak kerusakan sungai Brantas.Jangan sampai mengulur-ulur waktu atau saling lempar tanggungjawab dalam penanganan kondisi ini.Memang,upaya menyelamatkan sungai Brantas bukanlah tanggungjawab bapak-bapak yang bertahta di Balai kota atau institusi lainnya,melainkan menjadi tanggungjawab seluruh warga Kediri.Tapi poro pejabat itulah yang mempunyai wewenang maksimal,untuk menyukseskan program bersama tersebut.Misalnya dengan membuat peraturan yang paten dengan pengawasan ketat sekaligus tindakan tegas bagi yang melanggarnya.Jangan sampai sungai Brantas akhirnya hanya menjadi kenangan bagi saya dan orang-orang seumuran.Sedangkan bagi anak turun saya,Brantas hanya akan menjadi sebuah legenda.....








Minggu, 25 Juli 2010


GUS DUR DALAM LUKISAN CEKAKIK
KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur memang selalu menarik.Pesona Presiden RI ke 3 itupula yang mengilhami para pelukis cekakik (sisa kopi) di Kediri dan sekitarnya untuk bekarya,menampilkan sosok Gus Dur dalam bentuk lukisan dari cekakik.Hasilnya,70 lukisan cekakik Gus Dur ditelorkan dan dipamerkan di Perpustakaan Umum Kota Kediri mulai Minggu (25/7) hingga Rabu (28/7) mendatang.
Dalam torehan cekakik para pelukis aliran eksptionis,pesona Gus Dur ditampilkan dengan berbagai gaya.Mulai Gus Dur bersorban berlatar belakang tempat-tempat ibadah berbagai agama,Gus Dur berpakaian militer hingga plesetan sebuah semboyan negara asing "In Gus We Trust".
Dan apresiasi terhadap pameran lukisan cekakik Gus Dur ini tidak hanya berasal dari kaum muslimin,khususnya warga mahdliyin,melainkan juga dari beberapa pemuka umat Kristiani.Mereka mengagumi Gus Dur karena mampu menjaga toleransi antar umat beragama.





Kamis, 22 Juli 2010



SIAPA SAYANG ANAK ?????


Ceria...
Ituah citra anak - anak.Dunia mereka memang tidak bisa dilepaskan dari keceriaan.Selalu ada senyum dan tawa dalam tiap polah anak - anak.Keceriaan inipun dirasakan oleh orang dewasa yang berada di sekitar mereka.Mendengar mereka berbicara,melihat tingkah mereka yang lucu dan menggemaskan,pasti menggelitik saraf tertawa kita.

Namun keceriaan itu rasanya kontras dengan persoalan yang membelit dunia anak.Akhir - akhir ini,muncul banyak peristiwa yang merenggut keceriaan anak - anak dan menjadikan mereka sebagai korban.Ingatkah anda tentang kasus Babe yang menyodomi dan memutilasi belasan anak jalanan ? Atau sejumlah kasus penculikan yang hingga saat ini banyak yang belum terungkap ? Belum lagi ancaman kekerasan fisik,seksual dan psikologi yang mengintai anak,baik secara langsung melalui orang-orang disekitarnya maupun dampak perkembangan teknologi,misalnya situs jejaring sosial atau media - media berbau pornografi.Adapula kasus - kasus hukum yang menyeret anak sebagai pelaku karena keluguan dan ketidaktahuan mereka,atau kasus peredaran narkoba yang menjadi ancaman serius perkembangan anak.Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mencatat,selama tahun 2009 lalu ada 558 kasus anak yang diadukan.Sedangkan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI mencatat pada tahun 2006 terjadi 2,81 tindak kekerasan dengan 2,29 juta anak menjadi korbannya.Sementara khusus untuk perdagangan anak (trafficking),BARESKRIM POLRI mencatat 55 kasus selama tahun 2009.

Ini masih soal kekerasan.Bagaimana dengan kesejahteraan anak ? Data yang dilansir Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI mencatat,jumlah anak jalanan pada tahun 2007 lalu masih sebanyak 104.497 anak.Untuk angka putus sekolah,antara tahun 2006-2008 berkisar antara 3- 8% dari anak usia sekolah.Adapun tentang pekerja anak,ILO merilis data dari BPS,tahun 2009 lalu,dari jumlah keseluruhan anak berusia 5-17 tahun sebanyak 58,8 juta, 4,05 juta diantaranya termasuk dalam kategori anak yang bekerja dibidang pertanian,jasa dan manufaktur.Dari jumlah itu 20 persen lebih bekerja selama 40 jam perminggu !

Dan tentunya kasus - kasus itu tidak hanya terjadi di kota - kota besar.Di Kediri,kota kita tercinta ini,tidak luput dari catatan buruk problematika anak.Masih ingatkah anda tentang kasus 2 bocah di Kec Pare yang diajak oleh ibunya melakukan pembunuhan terhadap neneknya ? atau kasus pelajar yang terlibat peredaran narkoba ? serta kasus-kasus pelecehan seksual dan kriminalitas yang melibatkan anak baik sebagai korban maupun pelaku ? Belum lagi persoalan pendidikan yang membelit,misalnya masih adanya sekitar 1300 ruang kelas yang rusak dan mengancam keselamatan siswa,seperti yang terjadi di SDN 1 Doko dimana atap di 3 ruang kelasnya roboh beberapa waktu lalu ?

Semua ini berarti,masalah dunia anak masih menjadi problematika yang harus lebih serius diperhatikan dan ditangani.Tidak hanya menjadi bahasan seminar atau diskusi publik.Siapa yang bertanggungjawab? Tentunya kita semua,jika ingin masa depan bangsa ini cerah dan berada ditangan generasi penerus yang handal.Gerakan Nasional Sayang Anak yang dicanangkan Presiden SBY pada peringatan hari anak 2010 di Sasana Langen Budoyo TMII Jakarta (Jumat 23 Juli) bisa menjadi awal pijakan menjaga keceriaan tetap melekat pada dunia anak.

SELAMAT HARI ANAK INDONESIA...